I. PENDAHULUAN
Trend
'back to nature' pada industri farmasi, kosmetika, makanan dan minuman
ringan, telah memacu peningkatan permintaan ginseng. Tingginya
permintaan tersebut perlu diimbangi dengan teknologi budidaya tanaman
yang memenuhi aspek K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian) seperti
yang telah diterapkan PT. NATURAL NUSANTARA.
II. SYARAT TUMBUH
- Diutamakan di lahan terbuka. Tanah gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerasi dan drainase baik.
- Keasaman (pH) tanah 5,5 - 7,2.
- Curah hujan 1000 - 2500 mm/th.
- Suhu berkisar 20ºC - 33ºC.
- Kelembaban 70% - 90%.
- Ketinggian tempat berkisar 0 - 1.600 dpl.
III. PENGOLAHAN TANAH
-
Siapkan Natural GLIO (10 kemasan /ha) dicampur pupuk kandang matang
(25-50 kg/kemasan). Simpan dalam karung terbuka selama 1-2 minggu.
- Tebarkan dolomite / kapur pertanian (2-4 ton/ha) pada lahan yang masih terbuka paling lambat 2 minggu sebelum tanam.
- Luku dan garu segera setelah dolomit disebarkan. Diamkan sekitar 1 minggu.
-
Buat bedengan membujur arah timur-barat, lebar bedengan 100-120 cm,
tinggi 40-60 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm. Diamkan sekitar 1
minggu.
- Buat parit mengelilingi lahan lebar 40-50 cm, kedalaman 50-60 cm.
- Setelah 1 minggu, gemburkan permukaan bedengan secukupnya.
- Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata pada permukaan tanah.
-
Tambahkan pupuk kandang matang 20-40 ton/ha merata pada permukaan
bedengan. Jika tidak ada pupuk kandang, penggunaan POP SUPERNASA, POC
NASA dan HORMONIK dapat menggantikannya.
- Siapkan larutan induk POP
SUPERNASA (1 botol/3 liter air), aduk hingga larut. Dosis POP SUPERNASA 5
botol/ha jika pakai pupuk kandang sesuai dosis anjuran atau 10 botol/ha
jika tidak pakai pupuk kandang. Dari larutan induk POP SUPERNASA 3000
cc atau 3 liter, diambil 200 - 300 cc dicampur dengan 0,25 kg NPK
majemuk lalu dilarutkan atau diencerkan dalam 50 liter air.
- Dari
hasil 50 liter tersebut siramkan pada permukaan bedengan, caranya pakai
gembor 10 liter / ± 8 m panjang bedengan. Atau 200 - 300 cc/lubang
tanam.
- Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata di permukaan bedengan. Atau dalam setiap lubang tanam.
IV. PEMBIBITAN DAN PENANAMAN
- Diutamakan pakai bibit dari setek batang.
-
Gunakanlah induk tanaman sehat, tidak terindikasi gejala serangan hama
dan penyakit, umur tidak terlalu muda dan terlalu tua, segar dan tidak
layu, warna cerah/mengkilap.
- Bibit hasil setek diistirahatkan/disimpan di tempat lembab selama 2 - 4 hari.
- Sebelum tanam, pangkal bibit dipotong miring ± 45º menggunakan pisau tajam dan bersih.
-
Pangkal bibit direndam 20-30 menit dalam larutan POC NASA (1-2 ttp) +
HORMONIK (0,5-1 ttp) + 1-2 sendok makan Natural GLIO per 10 liter air.
- Bibit dikeringanginkan ± 1-2 jam.
- Penanaman dilakukan sore hari, jarak tanam 50 x 60 cm atau 60 x 70 cm.
V. PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyiraman
Pemberian
air tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Usia 0 - 21 hst (hari
setelah tanam) disiram tiap hari secukupnya. Sejak usia ±100 hst
penyiraman dikurangi atau dihentikan.
Penyulaman
Jika diperlukan, hingga 15 hst.
Pemupukan susulan:
Pengocoran
larutan pupuk : NPK majemuk 0,25 kg + 50 liter air. Berikan 200-300
cc/lubang tanam setiap 2 minggu sekali hingga usia 100 hst.
Penyemprotan
pupuk lewat daun dilakukan 1 minggu sekali hingga 100 hst, pakai 3 - 5
tutup POC NASA + 1-2 tutup HORMONIK dalam tangki 14 atau 17 liter.
Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan
Dilakukan bersamaan setiap 2 minggu sekali terutama pada usia 14 - 65 hst.
Perempelan I
Pada
20 hst disisakan 2-3 batang utama. Perempelan selanjutnya adalah
perempelan tunas ketiak daun setiap 2 minggu sekali hingga usia 65 hst.
VI. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
4.1. Hama
4.1.1. Bekicot
Biasanya aktif pada malam hari, dan perlu diwaspadai keberadaannya. Pengendalian dengan cara dikumpulkan dan dimusnahkan.
4.1.2. Ulat
Banyak
jenis ulat yang menyerang pada ginseng terutama ulat grayak (Spodoptera
sp.), Ulat penggulung daun (Lamprosema sp.), dan ulat jenis lainnya.
Pengendalian dengan cara mematikan ulat, semprot Vitura atau Pestona dan
alternative terakhir dengan Insektisida kimia.
4.1.3. Uret/Lundi
Hama
ini menyerang akar bahkan bisa ke umbi sehingga tanaman lama kelamaan
bisa layu dan akhirnya mati. Pada saat tanam bisa ditaburkan insektisida
granular di sekeliling tanaman
4.2. Penyakit4.2.1. Penyakit Busuk Leher Batang
Penyebabnya
jamur Phytium sp. atau Sclerotium sp. Biasanya di awal tanam ginseng
mengalami pembusukan yang disebabkan oleh kelembaban tanah yang
berlebihan. Leher batang atau pangkal batang tampak berwarna kelabu atau
kecoklatan, lunak kebasahan dan melekuk ke dalam. Jamur ini dapat
menjalar ke bagian umbi, lama-kelamaan daun tampak layu. Pengendalian
dengan cara pengaturan drainase, kebun tidak becek dan tidak lembab.
Sejak awal sebelum tanam gunakan Natural GLIO.
4.2.2. Penyakit Busuk Umbi
Penyebabnya
jamur Phythopthora sp. Gejalanya daun yang mulanya hijau berubah
menjadi kuning. Lama kelamaan menjalar hingga menyebabkan kematian. Bila
tanaman dicabut pada pangkal umbi/batang tampak bulu-bulu putih yang
kemudian berubah menjadi bulat-bulatan dan akhirnya berubah menjadi
coklat tua sampai hitam. Pengendalian gunakan Natural GLIO sebelum
tanam, jaga kelembaban tanah dan alternative terakhir dengan fungisida
sistemik
4.2.3. Penyakit Layu
Bisa disebabkan jamur
Fusarium sp. atau bakteri Pseudomonas sp. Tetapi kebanyakan disebabkan
oleh jamur Fusarium. Mulanya tulang daun menguning, kemudian menjalar ke
tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Pengendalian dengan cara
sebarkan Natural GLIO sebelum tanam dan celupkan stek sebelum tanam ke
dalam POC NASA dicampur Natural GLIO.
VII. PANEN
-
Tanaman Ginseng dipanen umur 4 - 5 bulan tergantung pertumbuhan dan
keadaan umbi. Cirinya; batang semula hijau berubah merah, daun menguning
dan mulai rontok, berbunga dan mengeluarkan biji, umbi bila didangir
sudah cukup besar (diameter diatas 1 cm).
- Pemanenan pada pagi hari saat kondisi cerah, tidak hujan dan daun tidak berembun lagi, tanah kering.
- Umbi dipanen sekaligus dengan menggunakan garpu tanah untuk menggemburkan permukaan tanah.
-
Sebelum umbi dicabut pangkal batang tanaman dipangkas dan dipisahkan
dari batang serta daunnya. Pencabutan umbi harus dilakukan hati-hati,
jangan sampai umbinya putus dan tertinggal dalam tanah. Umbi yang telah
dicabut dibersihkan dan dibawa ke tempat teduh untuk penyortiran.
Sumber Data :
TEKNIS BUDIDAYA
DISTRIBUTOR PERTANIAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar